Sempat Buat Geger Warga Berputar Cukup Lama Angin Puting Beliung Terjang Waduk Gajah Mungkur

Besar muncul di Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri. Kemunculan angin tersebut sempat membuat geger warga. Menurut Kepala Desa (Kades) Sendang, Kamto, angin puting beliung muncul dengan durasi yang cukup lama.

Peristiwa terjadi pada Rabu (20/1/2021) pukul 16.00 WIB. "Anginnya besar, dan cukup lama. Mungkin belasan menit," kata dia. Angin puting beliung itu datang saat cuaca tengah mendung.

"Saat hujan turun anginnya hilang," tandasnya. Angin puting beliung ini membuat warga di sekitaran Waduk Gajah Mungkur Wonogiri geger. Dia menuturkan, angin tersebut nampak dari arah Nguntoranadi yang berjalan ke arah barat daya.

Tepat di Ndawe, Wuryantoro ditepi perairan angin puting beliung tersebut hilang, kemudian hujan turun. "Anginnya sangat kencang. Tadi saya juga abadikan di live facebook saya, sambil bawa payung. Payungnya sampai kabur kena angin," ucapnya. Kamto bersyukur angin sedahsyat itu tidak sampai ke daratan, dan hanya nampak di perairan di Waduk Gajah Mungkur saja.

"Untung saja cuma di air saja. Kalau di darat mungkin sudah merusak rumah, dan menumbangkan pohon," terangnya. Hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan kerusakaan materiil maupun korban akibat munculnya angin puting beliung tersebut. Curah hujan yang cukup intens pada bulan ini membuat kerusakan di sejumlah daerah Solo Raya.

Termasuk di di Kabupaten Sragen, di mana sebuah jembatan mengalami kerusakan. "Itu permasalahan yang ada saat ini," kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Selasa (19/1/2021). Oleh karena itu, ke depannya akan dilakukan perbaikan pada jembatan atau infrastruktur yang rusak.

"Perlu ada perbaikan perbaikan," tuturnya. Yuni pun mengimbau masyarakat Sragen untuk selalu siaga jika terjadi apa apa. Adapun dampak yang bisa terjadi dari bencana hidrometeorologi yakni angin kencang hingga tanah longsor.

"Di Sragen yang rawan longsor ada di Kecamatan Sambirejo," katanya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen juga selalu waspada guna mengantisipasi terjadinya bencana hidrometerologi. "BPBD Sragen selalu patroli selama 24 jam di masa masa seperti ini," ujar politisi PDIP ini.

Sebelumnya, jembatan gantung di desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen mendadak menjadi salah satu destinasi wisata baru. Kerap sekali jembatan ini dijadikan lokasi untuk berswafoto oleh masyarakat yang tengah melintas. Bahkan tak jarang ada masyarakat yang sengaja datang ke lokasi jembatan gantung tersebut, untuk berswafoto.

Jembatan gantung ini dibangun pada awal 1990 an secara swadaya masyarakat. Jembatan yang punya peran vital penghubung antara Desa Karangannyar dan Desa Bedoro ini perlu sejumlah perbaikan untuk pertimbangan keselamatan. Jembatan gantung Karanganyar melintasi Sungai Natan sepanjang 10 meter menjadi salah satu jembatan gantung yang dikelola pemerintah desa (Pemdes) Karanganyar.

Kondisi jembatan terkini sudah goyang, serta beberapa kayu jembatan sudah rusak. Ketua RT 007 Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar, Samin mengatakan, jembatan tersebut kurang perawatan dalam waktu empat tahun terakhir. "Sehingga goyangan sangat terasa saat dilintasi kendaraan," ujarnya pada Sabtu (16/1/2021).

Kendaraan yang memunggkinkan melintas hanya roda dua karena jembatan cukup sempit. Jika ada kerusakan kayu, biasanya diganti oleh warga sekitar. ”Kalau dulu hampir setiap tahun diperbaiki, tapi sudah tiga sampai empat tahun terakhir kurang perawatan."

"Kalau ada kayu jembatan tiga atau empat yang rusak baru swadaya diganti oleh warga Desa,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *